Identifikasi Biometrik dengan Sidik Jari


Sejak awal peradaban, pengenalan identitas sesama manusia telah menjadi benang merah dalam struktur masyarakat. Sampai abad ke-20, pengenalan identitas diri ini secara manual dilakukan dalam komunitas kecil di antara teman dan kenalan yang didasarkan pada penampilan visual seperti wajah, gaya rambut, tipe tubuh, gaya berjalan, dan suara.

 

Dengan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi, manusia menjadi saling terkait untuk membentuk sebuah komunitas global yang jauh lebih besar. Sering kali, transaksi bisnis tidak lagi dilakukan secara pribadi dengan jabat tangan atau tanda tangan di atas kertas. Melaksanakan kegiatan usaha dari lokasi terpencil telah menjadi norma. Akibatnya, hal itu menjadi kebutuhan untuk melakukan pengakuan pribadi yang dapat diandalkan dan sering kali dilaksanakan pada lokasi yang berbeda dan melalui sarana otomatis.

 

Pengganti representasi identitas seseorang seperti password (lazim digunakan untuk kontrol akses elektronik) dan tanda-tanda visual (lazim digunakan untuk kontrol akses fisik) menyediakan otentikasi tingkat keamanan yang rendah dan pemberian wewenang yang tidak kuat dalam menghubungkan pengguna dengan identitas digital mereka.

Biometrics mengacu pada identifikasi otomatis yang didasarkan pada anatomi khas mereka (sidik jari, wajah, iris, geometri tangan) dan karakteristik perilaku (tanda tangan, suara). Karena identifikasi biometrik tidak dapat dialih fungsikan atau berpindah tangan, dan secara intrinsik mewakili identitas tubuh seseorang, biometrik dengan cepat menjadi komponen penting untuk solusi identifikasi yang efektif. Penggunaan biometrics dapat mengurangi penipuan, dan meningkatkan kenyamanan pengguna.

 

Di antara berbagai macam biometrik, sidik jari memiliki keseimbangan kualitas yang tepat, termasuk kekhasan, keawetan, akurasi, ukuran dan biaya, kematangan teknologi dan kemudahan penggunaan, sehingga teknologi biometrik dengan sidik jari menjadi dominan dalam aplikasi komersial.

Kelebihan Otentikasi dengan Sidik Jari

Solusi otentikasi dengan sidik jari menawarkan banyak kelebihan, seperti:

  • Keunikan sidik jari – Sidik jari dari masing-masing satu dari sepuluh jari manusia adalah unik, berbeda dari satu sama lain dan dari orang-orang lain. Bahkan saudara kembar memiliki sidik jari yang berbeda.
  • Memberikan kenyamanan – User tidak lagi harus mengingat password yang banyak, panjang dan rumit, dan sering kali berubah.
  • Tingkat keamanan yang relaitif sama untuk semua user dalam suatu sistem – Satu account tidak mudah diterobos. Situasinya berbeda saat menggunakan identifikasi jenis yang lain (password yang mudah ditebak atau melalui penipuan).
  • Memastikan pengguna hadir pada saat melakukan identifikasi dan nantinya tidak dapat menyangkal telah memiliki hak akses ke dalam sistem.
  • Tidak dapat dialih fungsikan ke lain orang, hilang, dicuri, digandakan, didistribusikan atau lupa tidak seperti password, PIN, dan RFID. Sidik jari benar-benar mengaitkan identitas fisik manusia sehingga sulit bagi seseorang untuk memalsukannya.
  • Sejarah yang terbilang berhasil dalam tugas identifikasi. Sidik jari telah digunakan dalam forensik selama lebih dari satu abad dan ada study ilmiah yang substansial dan data dalam dunia nyata mendukung keawetan dan keunikan sidik jari.

Terminologi Identifikasi Sidik Jari

Sidik jari sangat kompleks. Mendefinisikan karakteristik yang digunakan, kebanyakan dikembangkan oleh lembaga penegak hukum untuk “membaca” dan mengklasifikasikan sidik jari. Meskipun perusahaan-perusahaan produsen alat sidik jari tidak menyimpan gambar sidik jari dan tidak menggunakan proses manual yang sama untuk menganalisis data sidik jari, kebanyakan metodologi yang sama dibangun selama bertahun-tahun oleh penegakan hukum dan digunakan untuk algoritma digital.

Sistem biometrik mengotentikasi user dengan membandingkan tinggi rendahnya permukaan dan pola pada jari. Untuk mengatasinya lebih lanjut, perangkat lunak mencari perbedaan dalam area ini.

Permukaan Sidik Jari

Kulit pada bagian permukaan tangan, jari, kaki, dan jari kaki adalah “bergerigi” atau ditutupi dengan pola konsentris yang menaik. Permukaan yang bergerigi ini disebut gesekan bergerigi dan memberikan gesekan membuatnya lebih mudah untuk memahami dan memegang benda-benda dan permukaan tanpa slip. Ini adalah perbedaan dalam cara gesekan gerigi terpola, rusak, dan bercabang yang membuat daerah kulit bergerigi, termasuk sidik jari, menjadi berbeda.

Apakah Sidik jari benar-benar berbeda dan tahan lama?

Mendasari semua metode pengenalan sidik jari menegaskan bahwa tidak ada dua sidik jari yang sama. Kepercayaan pernyataan ini didasarkan pada dua prinsip dasar berikut:

 

• Teoritis

Semua orang tahu berapa banyak informasi yang terdapat dalam satu sidik jari dan semua orang juga dapat menciptakan model statistik di sekitar ini.

• Kenyataan

File yang dimiliki F.B.I. sendiri berisi lebih dari 200 juta sidik jari. Dalam semua data yang telah dikumpulkan selama seratus tahun, dengan menggunakan metodologi klasifikasi ditemukan kenyataan bahwa tidak pernah ada dua sidik jari yang identik.

Keunikan sidik jari jelas sekali sudah diakui. Keakuratan biologis yang mendasari sidik jari juga merupakan fakta sidik jari yang dilaporkan dalam berbagai studi yang dilakukan dibidang ilmiah yang berbeda selama abad yang lalu. Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keakuratan sidik jari yang berkaitan dengan sistem pengenalan sidik jari terotomatisasi:

  • Alat identifikasi sidik jari bekerja pada gambar sidik jari. Gambar tersebut diperoleh dari interaksi jari dengan pembaca sidik jari. Kualitas gambar sidik jari secara langsung dipengaruhi oleh mekanisme yang digunakan untuk mengumpulkan data-data gambar. Sekalipun sidik jari yang dibuat dengan tinta di atas kertas; tingkat tekanan, jumlah tinta dan faktor-faktor lain yang tidak ada hubungannya dengan sidik jari itu sendiri, masih bisa mempengaruhi informasi yang dikumpulkan. Hal yang sama berlaku juga bagi mekanisme pengumpulan informasi secara elektronik. Sebagai contoh, pembaca sidik jari mungkin kotor dan akibatnya gambar sidik jari yang diperoleh mungkin memiliki artefak yang berkontribusi terhadap penurunan keakuratan hasil pembacaan.
  • Karakteristik biologis yang mendasari sidik jari tidak berubah sepanjang hidup seseorang. Namun, kondisi kulit dapat berubah dari waktu ke waktu bergantung pada cuaca, pekerjaan, gaya hidup, jenis kelamin, ras dan aktifitas individu.

Sekalipun demikian, sidik jari merupakan identifikasi biometrik yang dapat diandalkan. Sementara pencocokan sidik jari tidak sempurna, pada mesin pembaca sidik jari tertentu dapat mengatasi tugas kritis ini dengan akurasi yang tinggi,

cepat dan dapat diandalkan. Kinerja algoritma pencocokan sidik jari yang dilakukan oleh alat sidik jari selebihnya ditentukan oleh dua atribut:

 

  • False Acceptance Rate (FAR): Adalah propabilitas identitas sidik jari seseorang diterima oleh sistem.
  • False Rejection Rate (FRR): Adalah probabilitas identitas sidik jari seseorang ditolak oleh sistem.

 

Dengan menyesuaikan ambang penerimaan, FAR dapat diturunkan sementara menaikkan FRR, begitu juga sebaliknya. Dalam beberapa instalasi, seperti situs yang sangat rahasia, maka kombinasinya akan menjadi menaikkan FRR dan merendahkan FAR. Dalam instalasi lain di mana masalah keamanan tidak begitu signifikan dan sistem yang digunakan mengutamakan kenyamanan, mungkin lebih baik untuk menurunkan FRR dan meningkatkan FAR.

Dengan menyesuaikan ambang penerimaan, FAR dapat diturunkan sementara menaikkan FRR, begitu juga sebaliknya. Dalam beberapa instalasi, seperti situs yang sangat rahasia, maka kombinasinya akan menjadi menaikkan FRR dan merendahkan FAR. Dalam instalasi lain di mana masalah keamanan tidak begitu signifikan dan sistem yang digunakan mengutamakan kenyamanan, mungkin lebih baik untuk menurunkan FRR dan meningkatkan FAR.

 

FAR dan FRR offset satu sama lain dan dapat dinyatakan hanya dalam istilah yang relatif terhadap satu sama lain. Keakuratan FAR dan FRR berpengaruh langsung pada kualitas sidik jari pengguna individu. Salah satu produsen alat sidik jari, DigitalPersona, melakukan pengujian terhadap sekelompok orang selama jangka waktu tertentu dan hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas dari semua pengguna akan memiliki banyak fitur sidik jari dan secara visual hampir selalu terbaca dengan akurat oleh alat pembaca sidik jari dan praktis tidak pernah mendapatkan penerimaan palsu atau penolakan palsu. Sebagian kecil pengguna mungkin kadang-kadang harus mencoba kedua atau bahkan ketiga kalinya untuk mendapatkan pembacaan yang akurat. (TKD/red)

Tags: ,

Leave a comment